Powered By Blogger

Rabu, 29 Mei 2013

Cerpen : Cinta Sesaatku

Percaya padaku ini bukan nafsuku,
Perasaan yang utuh dari dalam hatiku.
Percaya kataku ini bukan akalku,
keinginan yang tulus tuk dapatkan hatimu..

Kata-kata itulah yang ILham ucapkan untuk meyakinkan seorang perempuan agar mau menerima nya untuk jadi kekasihnya

“gimana kamu mau kan ra..?”

“jawabnya harus sekarang ya kak”

“iya, sekarang”

“iya kak aku mau jadi pacar kakak”

“makasih ya ra”

“iya kak masama..”

Keesokan harinya, di kantin sekolah SMA 1 Harapan Bangsa yang begitu rame ada yang makan dan ada yang ngobrol-ngobrol gak jelas

“hai all, sorry nih gue agak telat”

“kayanya hari ini ada yang beda deh ham sama loe” tanya Lucas

“iya ham prasaan hari ini gue perhatiin loe seneng banget” tanya Haikal juga

“gak ada yang beda sama gue, biasa aja kaya yang kemarin-kemarin. Udah yuk kita ke kelas bentar lagi mau masuk”

mereka bertiga pun langsung bergegas menuju ke kelas mereka di XI IPS 2, yang lumayan agak sedikit jauh jaraknya dari kantin yang harus melewati ruang-ruang kelas X dulu, di tengah perjalanan sejenak langkah ILham terhenti

“kak ILham tunggu..”

ILhampun membalikan badan dan lalu menghampirinya “iya ra, ada apa..?”

“nanti pulang sekolah kakak mau gak nemenin aku ke toko buku, kakak punya waktu kan?”

“ham ayo, dah bel tuh” kata Lucas pada ILham lalu pergi bersama Haikal meninggalkannya

“kalo buat nemenin kamu kakak punya banyak waktu, ya udah ya kakak mau ke kelas dulu”

ILham pun lalu segera berlari menuju ke kelas karena takut ada guru yang dulu masuk ke kelas
@kelas

“cas, iLham mana ya kok dia belum nongol juga” tanya Haikal kepada Lucas teman sebangkunya

“itu dia baru datang” jawabnya sambil mengarahkan matanya ke pintu

“maaf pak saya telat, saya boleh masukkan pak”

“kalo mau masuk sekarang lari 10 kali keliling lapangan dulu baru boleh masuk”

@lapangan
“pagi-pagi dah kena hukum huft, tinggal satu putaran lagi”
Setelah menyelesaikan hukuman ILhampun lalu kembali ke kelas

@kelas
”udah larinya..?”

“iya, udah pak”

“ya udah sana duduk”

“ham nih,” memberikan sapu tangannya

“makasih ya” sambil mengelap wajah yang penuh dengan keringat dengan sapu tangannya

“iya sama-sama ham, oh ya kamu kok bisa telat sih” kata Nia teman sebangku ILham

“oh itu, nanti aja ceritanya kalo pelajarannya dah selesai, sekarang aku mau fokus dulu sama pelajaran”

Nia adalah sahabat ILham yang sangat dekat, terkadang kedekatan mereka berdua di salah artikan oleh orang-orang yang banyak menganggap mereka berdua itu bukan hanya sekedar teman biasa, ada yang berfikir mereka itu memiliki hubungan yang spesial tetapi mereka berdua sama sekali tidak mempedulikannya
“Teng…Teng…Teng…Teng…”

Tidak terasa bel pulangpun berbunyi dan menyudahi semua pelajaran hari ini Ilhampun langsung segera menuju ke ruang kelas Citra karena ada janji yang harus dia tepati

@di depan kelas Citra
“udah lama ya nunggunya?”

“nggak kok kak gak lama”

“oh gitu”

“ya udah yuk kak kita pergi”

merekapun lalu bergegas pergi menuju toko buku yang letaknya berada tidak jauh dengan sekolah, hanya butuh 7 menit untuk sampai dengan sepeda motor

@di dalam toko buku
“kak aku ke sebelah sana dulu ya”

“iya..” sambil membaca baca buku
Citra pun lalu pergi untuk mencari buku yang diinginkannya. Beberapa saat kemudian muncul Nia di pintu toko dan lalu menghampiri ILham

“hayo lagi baca apaan!” mengagetkan Ilham dari belakang

“eh kamu Nia ngagetin aja, aku pikir siapa”

“habisnya kamu kayaknya serius banget bacanya ya aku kagetin aja”

“kamu ke sini sama siapa?”

“aku ke sini sendiri gak sama siapa-siapa, kamu juga sendiri ham”

“aku berdua”

“siapa kak”

“eh ra, udah ketemu buku yang kamu cari”

“ini udah kak”

“oh ya ra, kenalin ini temen sekelas kakak”

“Nia”

“Citra kak”

Seminggu telah berlalu hubungan Ilham dengan Citra semakin erat dan mesra saja, tetapi di balik semua itu Citra menyimpan rasa penasaran ingin tau lebih banyak tentang sosok Nia temen dari pacarnya itu

“kak Haikal sini”

“iya Citra ada perlu apa ya”

“aku mau tanya soal kak Nia, kak sekelas kan sama dia?”

“iya kakak sekelas sama dia, emang kamu mau tanya apa tentang dia?”

“ya pengen tau aja hubungan kak Ilham sama kak Nia itu seperti apa sih kalau di dalam kelas?”

“mereka ya, menurut kakak sih hubungan persahabatan mereka berdua itu sangat dekat bahkan seperti orang yang sedang pacaran”

“terus kak ada lagi gak, yang jujur ya kak nyeritainnya”

“oh ya ada satu lagi yang perlu kamu tau, sebenarnya Ilham itu dulu pernah cerita ke kakak kalo dia itu suka sama Nia”

Keesokan harinya Citra mempergoki Ilham sedang berduaan dengan Nia di perpus, mungkin karena cemburu atau apa Citrapun lalu menghampiri mereka

“kak mau ngomong sesuatu” menarik lengan Ilham
“Nia nanti kita lanjutin lagi belajarnya” lalu mengikuti langkah Citra ke tempat yang agak sepi
Beberapa saat kemudian,

“ra ada apa, kayanya penting banget”

“kak sebenernya kakak itu cinta gak sih sama aku?”

“kok kamu ngomongnya gitu, ya jelas kakak cinta sama kamu, kalo kakak gak cinta kakak gak bakalan jadiin kamu pacar kakak”

“kakak bohong, kakak itu sebenernya cintanya sama kak Nia bukan aku, oh ya nanti sore aku tunggu di taman, ini tentang hubungan kita” lalu pergi meninggalkan Ilham sendiri

Ilham hanya bisa terdiam mendengar apa yang di katakan Citra, dirinya yakin pasti ini Cuma salah paham aja, tetapi perkataan itu menempel terus di kepalanya membuatnya merasa tak tenang,

Sore harinya Citra sedang duduk sendiri menunggu Ilham di taman sambil memainkan handphone nya untuk menghilangkan ke jenuhan ketika menunggu. Tak lama kemudian Ilhampun datang dan menghampirinya
“hai, dah lama ya nunggunya?”

“udah deh kak jangan sok baik dan sok perhatian sama aku, kita langsung aja ke permasalahan kita”

“dari tadi siang sampe sekarang sifat kamu aneh banget, kamu kenapa?”

“aku gak knapa-napa, biasa aja”

“soal yang di sekolah maksud kamu apa, kayanya kamu salah paham deh, ra kakak sama Nia itu gak ada hubungan apa-apa Cuma sebatas teman aja”

“sekarang kakak jujur ke aku, dulu kakak pernah sukakan sama kak Nia?”

“kamu tau dari siapa emang”

“kakak gak perlu tau dari siapa aku tau, sekarang jawab bener apa nggak?!”

“iya-iya dulu kakak emang suka sama Nia, tapi perlu kamu tau itu dulu sekarang udah gak suka, kakak kan punya kamu”

“alah siapa tau nanti kakak suka lagi sama kak Nia, sekarang aja kakak sering keliatan bareng sama dia, aku udah gak percaya lagi sama kakak”

“cukup ra, dari tadi kamu bilang Nia, Nia dan Nia kakak dah bosen dengernya, kalo terus begini kakak pikir hubungan kita cukup hanya sampai di sini, kita putus” dengan berat hati Ilham mengatakannya

“emang itu kok yang aku mau, aku Cuma mau bilang kakak tuh kalo jadi pacar aku, pahami dengan sungguh-sungguh perasaan aku jangan ada orang lain kecuali aku yang ada di hati kakak, itu sama aja mainin perasaan aku kak” lalu pergi meninggalkan ILham dengan sedikit air mata yang keluar dari bola matanya
ILham hanya bisa termenung dan terdiam tanpa bisa menghentikan langkah dari Citra, sebenarnya hatinya sangat berat mengucapkan kata-kata itu tapi apa daya dirinya tak bisa mencegahnya semua kini hanya tinggal sesal yang iya dapat karena sebuah kesalah pahaman..

SELESAI

Sumber :  http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/cinta-sesaatku.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar